Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

Blog Archive

PROFIL SITUS MUSEUM FOSIL TAMBAKSARI



DESA TAMBAKSARI
KECAMATAN TAMBAKSARI
KABUPATEN CIAMIS



PROFIL SITE MUSEUM FOSIL TAMBAKSARI
Nama Site
:
Gedung Penyelamatan BCB Tambaksari/
Site Museum Fosil Tambaksari
Alamat
:
Dusun Tambaksari RT 02 RW 01 Desa Tambaksari
Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis
Propinsi Jawa Barat   Pos 46388
Tahun Berdiri
:
1998-1999
Tahun Peresmian
:
24 Maret 2003
Pendiri Gedung
:
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat
Luas Site Museum
:
540 M2
Kepemilikan Tanah
:
Tanah Desa Tambaksari
Pengelola
:




1.    Carkim
NIP       :  19760720 201212 1 003
Status   : CPNS  
Intansi  : Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang

:
2.    Iwan Kurniawan
Status   : Tenaga Honorer
Intansi  :  BPKSNT Bandung


Mengetahui,
Koordinator Juru Pelihara







SARIPIN HIDAYAT
NIP : 19621030 200701 1 002

Juru Pelihara
Site Museum Fosil Tambaksari







C A R K I M
Nip : 19760720 201212 1 003




DOKUMENTASI SITE MUSEUM FOSIL TAMBAKSARI
SITE MUSEUM












Sekilas Temuan Fosil Tambaksari
Berdasarkan akumulasi temuan fosil vertebrata hasil penelitian sejak tahun 1987-1999 serta dari koeksi yng ada di SMPN Tambaksari, DR. Fahroel Azi (Laboratorium Geologi Kuarter-P3G Bandung) dan peneliti Balai Arkeologi Bandung berhasil mengidentifikasi berbagai fragmen fosil tulang dan gigi hewan. Hasil identifikasi menunjukan spesies hewan yang pernah hidup disekitar kawasan Tambaksari pada kala Pliosin Tengah yaitu Kuda Nil (Hippotamus sp), Gajah purba (Stegodon sp), Badak (Rhinaceros sondaicus), Banteng (Bos javanicus), Rusa purba (Cervus sp), Kura-Kura (Turtle), Kerbau purba (Bubalus palaeosondaicus dan Bovid), serta Buaya (Crocodile).
Fosil-fosil vertebrata tersebut ditemukan di beberapa lokasi serta pada umumnya ditemukan di permukaan aliran dan tebing-tebing sungai. Lokasi temuan tersebut yaitu di Sungai Cisanca, Cicalincing, Cihonje, Ciloa, Cibatu, Cibabut, serta di daerah Urug Kasang.
Dengan ditemukannya fosil-fosil vertebrata di daerah Tambaksari diketahui bahwa pada waktu itu lingkungan daerah Tambaksari dan sekitarnya sudah merupakan sebuah daratan. Daratan yang terbentuk pada kala itu tidak hanya telah muncul di atas permukaan laut juga telah menyediakan lingkungan hidup yang memungkinkan mahluk hidup untuk menetap. Oleh karena itu beberapa fauna vertebrata yang  telah bermigrasi dari daratan Asia ke kepulauan Nusantara, dapat menetap dan berkembang biak di daerah Tambaksari dan sekitarnya. Ternyata sekarang beberapa spesies fauna yang pernah hidup dan menetap di daerah tersebut, tidak ditemukan lagi hidup di Pulau Jawa, yaitu Kuda Nil dan Gajah. Kepunahan fauna tersebut belum diketahui secara pasti sejak kapan dan karena apa.
Dari saat itulah pemerintah merasa perduli akan Benda Cagar Budaya tersebut dan dibangunlah sebuah gedung penyelamatan yang hingga saat ini dikenal dengan Site Museum Fosil Tambaksari. Berikut ini table data temuan yang berada tersimpan di Site Museum Fosil Tambaksari yang hingga saat ini keberadaanya berada di ruang pamer Siteu Museum.

Tabel Identifikasi Fosil Vertebrata
Dari Daerah Tambaksari dan sekitarnya
No
Lokasi
Deskripsi
1
Sungai Cisanca
Fragmen femur Bovid
Fragmen tibia Bovid
Metatarsal Bovid

Costae Bovid
Scapula Bovid
Mandibula Bovid
Metatarsal Cervus
Vertebra Cervus
Mandibula Crocodilus sp
Mandibula Stegodon
Vertebra Stegodon
Left femur Bubalus palaesondaicus
2
Sungai Cicalincing
Molar Hippotamus sp.
3
Sungai Cibabut
Distal kiri radius Bovid
Posterior sebelah kiri dari Stegodon trigpnosephalus (M3S dengan 6 lamela)
Fragmen vertebra Bovid
4
Sungai Cihonje
Fragmen mandibula Stegodon
5
Urug Kasang
Bagian distal femur Stegodon
Fragmen insicivi Hippopotamus sp.
Fragmen femur Bovid
Astragalus Bovid
Fragmen carapus Turtle
Fragmen gigi Bovid
Fragmen costae Bovid
Fragmen rusuk Bovid
Bagian distal femur Cervus sp.
Hyoid Stegodon
6
Sungai Ciloa
Fragmen gigi Hippopotamus sp.
7
Sungai Cibabut
Fragmen mandibula Stegodon
Fragmen mandibula Bovid
Phalanges Bovid
Fragmen gading Stegodon
Fragmen mandibula Rhinoceros
Antheler Cervus
8
Sungai Cipasang
Fragmen costae Bovid
Vertebra Bovid
Fragmen rahang dengan molar atas terakhir (M3S) Hippopotamus sp.




                                                                                  

DATA  FOSIL
NO
NAMA FOSIL
JUMLAH
1
Reflika gigi seri manusia purba (Phitecantrhopus erectus)
1
2
Taring kuda nil (Hippopotamus Sp)
2
3
Gigi kuda nil (Hippopotamus Sp)
6
4
Rahang kuda nil (Hippopotamus Sp)
2
5
Sendi kuda nil (Hippopotamus Sp)
2
6
Kaki depan sapi/humerus (Bovid sp)
4
7
Rahang gajah (Stegodon Sp)
3
8
Gigi gajah (Stegodon Sp)
6
9
Fragmen gading gajah/insicivus (Stegodon Sp)
3
10
Rusuk gajah/costae (Stegodon Sp)
2
11
Tulang belakang gajah/vertebrae (Stegodon Sp)
2
12
Tulang belikat gajah (Stegodon Sp)
3
13
Kaki gajah (Stegodon Sp)
6
14
Tulang belakang sebangsa sapi (Bovid SP)
5
15
Tulang sendi lutut sapi (Astragalus Bovid SP)
1
16
Tulang ekor sapi (Bovid SP)
1
17
Tungkai sapi (Calcanus Bovidae)
1
18
Tulang tumit sapi (Calcaneum Bovidae)
1
19
Tulang kaki sapi (Femur Bovidae)
1
20
Tulang rusuk rusa (Cervus Sp)
3
21
Tanduk rusa (Antler Cerevidae)
2
22
Tulang kaki depan (Humerus)
2
23
Tulang kaki rusa (Cervus Sp)
16
24
Tulang belakang rusa (Cervus Sp)
2
25
Ulna Cervidae (Cervus Sp)
1
26
Gigi rusa (Cervus Sp)
2
27
Tulang sendi rusa (Cervus Sp)
1
28
Gigi karnivora (Panthera tirgis Sp)
1
29
Rahang kanan bawah sapi (Bovid SP)
2
30
Tulang rusuk kuda nil (Hippopotamus Sp)
4
31
Gigi sejenis sapi (Bovid SP)
12
32
Tulang belakang sapi (Bovid SP)
2
33
Fosil kura-kura
2
34
Fosil kayu
2
35
Fosil daun
-
36
Contoh lapisan tanah
-
37
Cangkang kerang/Moluscka pelecypoda (Syrena Sp)
2
38
Moluscka Pelecypeda (Arca Sp)
5
39
Cangkang kerang (Molar Bivalvia)
2
40
Cetakan bagian dalam cangkang/Moluscka pelecypoda
5
41
Gigi buaya (Crocodile Sp)
1
42
Engsel paha
4
43
Fragmen belum teridentifikasi
100


KAMPUNG ADAT KUTA

Hasil gambar untuk kampung adat kuta tambaksari ciamis

Kampung Adat Kuta adalah dusun adat yang masih bertahan di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kampung adat ini dihuni masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, dengan memegang budaya pamali (tabu), untuk menjaga keseimbangan alam dan terpeliharanya tatanan hidup bermasyarakat. Salah satu yang menonjol adalah dalam hal pelestarian hutan, sekaligus mempertahankan kelestarian mata air dan pohon aren untuk sumber kehidupan mereka.

Dipandang dari sudut etimologis, Kampung Kuta berarti kampung atau dusun yang dikelilingi “kuta” atau penghalang berupa tebing. Menurut cerita yang beredar pada masyarakat setempat, dahulu kala tebing itu berfungsi sebagai penghalang serangan musuh dari luar, ketika Kampung Kuta akan dijadikan sebuah kerajaan oleh Prabu Ajar Sukaresi. Kisah tentang sepak terjang sang Prabu yang menjadi penguasa di Kampung Kuta sangat berpengaruh kepada warganya di kemudian hari.

Kampung Kuta terdiri atas 2 RW dan 4 RT. Kampung ini berbatasan dengan Dusun Cibodas di sebelah utara, Dusun Margamulya di sebelah barat, dan di sebelah selatan dan timur dengan Sungai Cijulang, yang sekaligus merupakan perbatasan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah.

Kampung ini dikatagorikan sebagai kampung adat, karena mempunyai kesamaan dalam bentuk dan bahan fisik bangunan rumah, adanya ketua adat, dan adanya adat istiadat yang mengikat masyarakatnya. Salah satu warisan ajaran leluhur yang mesti dipatuhi masyarakat Kuta adalah pembangunan rumah. Bila dilanggar, warga Kuta berkeyakinan, musibah atau marabahaya bakal melanda kampung mereka. Aturan adat menyebutkan rumah harus berbentuk panggung dengan ukuran persegi panjang. Atap rumah pun harus dari bahan rumbia atau ijuk.

Kampung Kuta merupakan masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi dengan pengawasan kuncen dan ketua adat. Kepercayaan terhadap larangan dan adanya mahluk halus atau kekuatan gaib masih tampak pada pandangan mereka terhadap tempat keramat berupa hutan keramat. Hutan keramat tersebut sering didatangi oleh orang-orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup. Hanya saja, di hutan keramat tersebut tidak boleh meminta sesuatu yang menunjukkan ketamakan seperti kekayaan.

Untuk memasuki wilayah hutan keramat tersebut diberlakukan sejumlah larangan, yakni larangan memanfaatkan dan merusak sumber hutan, memakai baju dinas, memakai perhiasan emas, memakai baju hitam-hitam, membawa tas, memakai alas kaki, meludah, dan berbuat gaduh. Bahkan untuk memasuki Hutan Keramat ini pun tidak boleh memakai alas kaki, Tujuannya agar hutan tersebut tidak tercemar dan tetap lestari. Oleh karena itu, kayu-kayu besar masih terlihat kokoh di Leuweung Gede. Selain itu, sumber air masih terjaga dengan baik. Di pinggir hutan banyak mata air yang bersih dan sering digunakan untuk mencuci muka.

Sesuai warisan leluhur, acara nyuguh itu harus dilakukan di pinggir Sungai Cijolang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, Jateng. Pernah satu kali acara nyuguh tak dilaksanakan, tiba-tiba seluruh kampung mendapat musibah. Padi yang siap panen rusak parah, sedangkan sejumlah hewan ternak ditemui mati menggelepar. Warga menyakini kerusakan itu terjadi karena “utusan” Padjadjaran itu tidak disuguhi makanan. Alhasil mereka pun mencari makanan sendiri dengan cara merusak kampung.

Adapun perjalanan ke Sungai Cijolang sekitar lima kilometer. Kini, Pak Kuncen pun kembali memulai ritual.

Doa kembali dipanjatkan sebelum warga menyantap makanan yang tersedia. Setelah berdoa, seluruh warga kemudian menyantap makanan yang dibawa dari kampung. Makanan khas yang harus ada setiap upacara.

Upacara Adat Nyuguh ini merupakan suatu upacara ritual tradisional Adat Kampung Kuta, Kec. Tambaksari Kabupaten Ciamis yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 shapar pada setiap tahunnya.

Inap Desa (Homestay)

Bagi anda yang berkeinginan untuk menginap di Kampung Adat Kuta, tersedia Inap Desa kurang lebih 50 (lima puluh) rumah dengan kapasitas 3 (tiga) orang setiap rumahnya.

Akses

Rute menuju Kampung Adat Kuta

Untuk menuju ke kampung tersebut jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis sekitar 34 km menuju ke arah utara. Dapat dicapai dengan menggunakan mobil angkutan umum ke Kecamatan Rancah. Sedang dari Kecamatan Rancah menggunakan motor sewaan atau ojeg, dengan kondisi jalan aspal yang berkelok, dan tanjakan yang cukup curam. Jika melalui Kecamatan Tambaksari dapat menggunakan kendaraan umum atau ojeg, dengan kondisi jalan serupa.

 
Copyright © 2023 UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Tambaksari. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger